“TABOT SEBAGAI BUDAYA ETNIK BENGKULU”
Kebudayaan
merupakan suatu proses yang dinamis, artinya kebudayaan itu mengalami perubahan
seiring dengan perkembangan zaman. Kebudayaan mengandung nilai-nilai dan
norma-norma kehidupan yang berlaku dalam tata cara pergaulan masyarakat
pendukungnya. Akibat dari proses dinamika kebudayaan itu tidak jarang terjadi
pergeseran nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Upacara
tradisional bagi suatu kelompok masyarakat, oleh mereka dianggap atau dipandang
sebagai suatu yang bernilai tinggi dan patut untuk dibanggakan. Karena salah
satu fungsinya adalah sebagai pengukuh norma-norma serta nilai-nilai luhur yang
mereka warisi.
Selain
di Bengkulu, tabot juga dilaksanakan di daerah Sumatera Barat terutama di
Pariaman. Banyak pendapat yang mengemukakan apakah Tabot termasuk perbuatan
syirik atau tidak. Menurut saya, itu tergantung dari sudut pandang mana orang
menilai pelaksanaan Tabot tersebut.
Pada saat upacara Tabot dilaksanakan, dari tiap-tiap
kelurahan yang terdapat kaum Sipai (keluarga tabot) bermukim akan membuat
sekurang-kurangnya satu unit tabot. Semula kelompok keluarga tabot ini hanya
dua saja yaitu Tabot Bangsal di Pondok Besi dan Tabot Berkas di Pasar Berkas.
Sejalan dengan perkembangan kota dan penyebaran penduduk, maka dari
masing-masing kelompok tersebut telah pula dibina sub-sub kelompok di beberapa
kelurahan, sehingga saat ini kelompok tabot ini telah mencapai 12 kelurahan,
yakni:
1.
Tabot kelurahan Pondok Besi
2.
Tabot kelurahan Berkas
3.
Tabot kelurahan Tengah Padang
4.
Tabot Kelurahan Kebun Ros
5.
Tabot kelurahan Kampung Bali
6.
Tabot kelurahan Malabero
7.
Tabot kelurahan Kampung Kepiri
8.
Tabot kelurahan Pasar Baru
9.
Tabot kelurahan Penurunan
10.
Tabot kelurahan Padang Jati
11.
Tabot kelurahan Pasar Bengkulu
12.
Tabot kelurahan Kampung Kelawi
Nama
upacara tabot dan tahapan-tahapannya:
Upacara
tradisional ini dinamakan dengan “TABOT” dan sering juga dikenal dengan nama
“TABUT”. Upacara ini berasal dari upacara berkabung kaum syi’ah, dibawa ke
Bengkulu oleh para tukang yang membangun benteng Marlborought dari negeri
mereka yaitu Madras-Benggali bagian selatan dari India. Upacara ini selanjutnya
diwariskan kepada anak cucu mereka yang kemudian diantaranya ada yang
berasimilasi dengan orang Bengkulu.
Nama
“TABOT” berasal dari kata Arab TABUT yang secara harafiah berarti kotak kayu
atau peti. Adapun upacara tabot di Bengkulu ini merupakan upacara hari
berkabung bagi kaum syi’ah atas gugurnya Syahid Agung Husin bin Ali bin Abi Thalib
cucu Rasulullah SAW dari puteri beliau Fatimah Azzahrah binti Muhammad. Beliau
gugur dalam perang tak seimbang antara lascar yang beliau pimpin sejumlah 40
orang dengan lascar Ubaidillah bin Zaid yang berjumlah ribuan orang disuatu
tempat yang bernama Padang Karbala di wilayah Irak. Peristiwa tragedi dalam
sejarah islam ini terjadi pada awal bulan Muharam tahun 61 Hijriah (681 M) yang
terkenal dengan nama “Perang Karbala”.
Inti
dari upacara tabot ini adalah mengenang upaya para kaum syi’ah dan kaumnya yang
mengumpulkan bagian-bagian dari jenazah Husin, mengaraknya setelah terkumpul
dan memakamkannya di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung selama 10 hari
yaitu tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam.
Adapun
tahapan dari upacara ini adalah:
1.
Mengambik tanah (mengambil tanah).
2.
Duduk penja (mencuci jari-jari)
3.
Menjara (mengandun)
4.
Meradai (mengumpulkan dana)
5.
Arak penja (mengarak jari-jari)
6.
Arak serban (mengarak sorban)
7.
Gam (tenang berkabung)
8.
Arak gedang (taptu akbar)
9.
Tabot tebuang (tabot terbuang)
Rincian dari tahapan-tahapan
upacara tersebut yaitu:
1. Mengambik tanah
Upacara
ini berlangsung pada malam tanggal 1 Muharam sekitar pukul 22.00 WIB. Tanah
yang diambil adalah tanah yang mengandung nilai magis. Untuk itu pengambilannya
harus dilakukan pada lokasi tertentu yakni pada tempat yang dipandang keramat
menurut mereka. Lokasi tersebut hanya ada dua saja di kota Bengkulu yakni:
a. Keramat
Tapak Paderi, yang terletak di tepi laut tidak jauh dari benteng Marlborought,
disudut kanan pelabuhan Bengkulu (yang lama).
b. Keramat
Anggut, yang terletak di pekuburan umum pasar Tebek dekat Tugu Hamilton, tidak
jauh dari pantai Nala.
2. Duduk Penja
Penja
adalah benda yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya,
karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari. Dalam setiap kelompok tabot
terdapat sepasang penja atau lebih, ada yang terbuat dari kuningan, tembaga dan
ada juga yang terbuat dari perak.
Penja
ini menurut keluarga Sipai adalah benda kerammat yang mengandung magis,
karenanya dia harus dicuci dengan air bunga dan air limau setiap tahunnya.
Upacara penja ini disebut dengan duduk penja.
Duduk
penja dilakukan di rumah dukun pimpinan dari kelompok tabot bersangkutan,
waktunya adalah pada tanggal 4 Muharam sekitar pukul 16.00 WIB.
3. Menjara
Menjara
artinya mengandun atau berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji
dol (bertanding membunyikan dol). Dalam acara tabot menjara ini dilakukan dua
kali di dua tempat. Pada tanggal 6 Muharam kelompok Tabot Bangsal mendatangi
kelompok tabot Berkas dan pada tanggal 7 Muharam kelompok Tabot Berkas
mendatangi kelompok Tabot Bangsal.
Acara
ini berlangsung dilapangan terbuka yang disediakan pada sekitar pukul 22.00
WIB. Hingga pukul 23.00 WIB.
4. Meradai
Acara
meradai ini dilakukan pada tanggal 6 Muharam. Pelaksanaan acara ini disebut
dengan Jola yang diambil dari anak-anak yang berusia antara 10-12 tahun. Acara
meradai ini dilakukan diseluruh kota Bengkulu yang waktunya ditentukan siang
hari yakni dari sekitar pukul 07.00 WIB. Pagi hingga pukul 17.00 WIB. Sore. Agar
tidak terjadi tumpang tindih terhadap sasaran acara ini, maka sebelumnya telah
diadakan kesepakatan antar pimpinan kelompok dimana lokasi untuk masing-masing.
Selanjutnya sebelum acara Jola turun
kelapangan menjalankan tugasnya, mereka mendapat pengarahan dari pimpinan
kelompok yang menugaskan mereka. Dengan demikian disamping sasaran mereka tidak
bertumburan, para Jola melakukan tugasnya mengikuti aturan dan tata tertib yang
telah ditetapkan.
5. Arak penja
Arak
penja atau arak jari-jari ini dilaksanakan pada malam ke-8 dari bulan Muharam
dimulai dari sekitar pukul 19.00 WIB. Hingga pukul 21.00 WIB. Dengan menempuh
route yang telah disepakati bersama pada jalan-jalan utama dalam kota Bengkulu.
Pada acara ini setiap kelompok dan sub kelompok tabot akan mengirimkan regunya
sekitar 10-15 orang, pada umumnya terdiri dari anak-anak dan remaja. Acara ini
start dan finishnya adalah di lapangan merdek Bengkulu (sekarang lapangan Tugu
Provinsi) didepan rumah kediaman Gubernur.
6. Arak serban
Berlangsung
pada malam ke-9 bulan Muharam, dari sekitar pukul 19.00 WIB. Sampai dengan
pukul 21.00 WIB. Dengan start dan finishnya di lapangan Merdeka Bengkulu dengan
route yang sama dengan arak penja. Benda yang diarak selain penja ditambah
dengan serban (sorban) putih diletakkan pada tabot coki (tabot kecil),
dilengkapi dengan bendera atau panji-panji berwarna putih dan hijau atau biru
yang bertuliskan nama “Hasan dan Husen” dengan kaligrafi Arab yang indah.
7. Gam
Satu
diantara tahapan upacara tabot ini terdapat suatu acara yang musti ditaati
yaitu “Gam”, suatu waktu yang ditentukan yang tidak boleh ada kegiatan apapun.
Gam berasal dari kata “Ghum” yang artinya tertutup atau terhalang. Masa Gam ini
dimulai dari pukul 07.00 WIB. Hingga pukul 16.00 WIB. Dimana pada waktu
tersebut semua kegiatan yang berkaitan dengan upacara tabot termasuk
membunyikan dol dan tassa, tidak boleh dilakukan. Jadi masa Gam dapat juga
disebut masa tenang.
8. Arak Gedang
Pada
tanggal 9 Muharam malam, sekitar pukul 19.00 WIB dilaksanakan acara ritual
pelepasan tabot besanding di gerga masing-masing. Selanjutnya dilanjutkan
dengan arak gedang yakni kelompok tabot berarak dari markas masing-masing
menempuh route yang ditentukan, di jalan protocol mereka akan bertemu sehingga
membentuk arak gedang (pawai akbar) menuju ke lapangan merdeka. Arak-arakan ini
menjadi ramai karena menyatunya kelompok-kelompok tabot, kelompok-kelompok
hiburan, para pendukung masing-masing serta masyarakat yang akan menuju ke
lapangan Merdeka. Acara ini berakhir sekitar pukul 20.00 WIB.
Akhir
dari acara arak gedang ini adalah seluruh tabot dan kelompok penghibur
berkumpul di lapangan Merdeka. Tabot dibariskan bershaf istilah local
disandingkan, karenanya acara ini dinamakan tabot besanding. Selama tabot
besanding pengunjung dihibur oleh grup hiburang disamping menikmati keindahan
tabot yang malam itu dihiasi dengan lampu seri.
9. Tabot tebuang
Acara
terakhir dari rangkaian upacara tabot adalah tabot tebuang. Pada pukul 09.00
WIB. Pagi seluruh tabot telah berkumpul dilapangan merdeka dan telah
disandingkan sebagaimana malam tabot besanding. Demikian juga grup hiburan
telah berkumpul pula disini dan menghibur para pengunjung yang hadir diwaktu
itu. Pada sekitar pukul 11.00 WIB. Arak-arakan tabot bergerak menuju padang
Jati dan berakhir di komplek pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi
acara ritual tabot tebuang karena disinilah dimakamkan Imam Senggolo (Syekh
Burhanuddin) pelopor acara tabot di Bengkulu.
Pada
sekitar pukul 12.30 WIB. Acara tabot tebuang di makam Imam Senggolo tersebut.
Acara ini dipandang bernilai magis, karenanya hanya bisa dipimpin oleh dukun
tabot yang tertua. Selesai acara ritual diatas, barulah bangunan tabot dibuang
di rawa-rawa yang berdampingan denga komplek makam tersebut. Dengan terbuangnya
tabot pada sekitar pukul 13.30 WIB. Maka selesailah seluruh rangkaian upacara
tabot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar